![]() |
Puluhan sopir taksi konvensional Punggur mendatangi kantor DPRD Kota Batam untuk mengadukan persoalan yang kerap mereka hadapi dengan sopir taksi online di kawasan Pelabuhan Punggur. (Istimewa) |
Batamramah.com, Puluhan sopir taksi konvensional Punggur mendatangi kantor DPRD Kota Batam untuk mengadukan persoalan yang kerap mereka hadapi dengan sopir taksi online di kawasan Pelabuhan Punggur. Sebanyak 15 perwakilan sopir diterima oleh anggota Komisi III DPRD Batam di ruang rapat komisi, Kamis, 22 Agustus 2025.
Ketua Perkumpulan Taksi Konvensional Punggur, Abdul Wahab, mengatakan bentrokan dengan sopir taksi online sudah sering terjadi meski beberapa kali dimediasi aparat, mulai dari Polsek Nongsa hingga Polda Kepri. Ia menegaskan pihaknya tidak menolak keberadaan taksi online, namun meminta kesepakatan yang telah dibuat dijalankan.
“Sudah ada kesepakatan titik jemput taksi online di dekat pintu masuk Kampung Tua Punggur. Tapi aturan ini sering dilanggar, terutama oleh komunitas Komando, yang tetap menjemput penumpang langsung di pelabuhan,” kata Wahab.
Ia menambahkan perselisihan pernah berujung pemukulan dan saling lapor antar sopir. “Kami ingin damai, sama-sama mencari nafkah. Jangan ada yang sampai masuk pidana,” ujarnya.
Sejumlah sopir lain menyoroti persoalan ekonomi dan ketimpangan penegakan hukum. Ungedo, sopir senior, mengaku tidak punya pilihan selain bertahan di profesi ini. “Umur saya sudah tua, tidak mungkin cari kerja lain. Kami siap berbagi rezeki asal saling menghargai,” katanya.
Zulkifli, sopir lainnya, menilai aparat kurang adil dalam menangani laporan. “Kalau taksi online dipukul, pagi kejadian sore sudah ada penangkapan. Tapi kalau sopir konvensional jadi korban, berbulan-bulan belum tentu ada tindakan,” ujarnya.
Ketua Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi, memastikan pihaknya akan menindaklanjuti aduan tersebut dengan memanggil seluruh pihak dalam rapat dengar pendapat. “Kami kumpulkan dulu aspirasi, lalu sampaikan ke pimpinan. Nanti akan ada pertemuan lanjutan,” kata Rudi.
Ia juga meminta sopir taksi konvensional menyerahkan daftar tarif resmi agar masyarakat bisa mengetahui perbandingan harga dengan taksi online. Sementara itu, anggota Komisi III, Anang, menambahkan masukan dari para sopir akan menjadi bahan DPRD untuk mendorong pemerintah mencari titik temu. “Kita harapkan semua pihak bisa bekerja nyaman tanpa gesekan,” ujarnya.