KPK Ogah Beberkan Progres Pencarian Harun Masiku, Ini Alasannya



BATAMRAMAH.COM - KPK merespons terkait polemik pencarian Harun Masiku yang hingga kini masih jadi buron. KPK menyebut kegiatan pencarian Harun Masiku bukan hal yang bisa disampaikan secara gamblang kepada publik.

"KPK berharap publik memahami bahwa pemburuan DPO tentu bukan kerja-kerja yang progresnya bisa disampaikan kepada publik secara mendetail karena hal ini justru akan menjadi kontraproduktif dalam proses pencariannya," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (25/5/2022).

Ali menjelaskan, sejatinya para buron itu juga mempunyai cara masing-masing agar sulit ditemukan dalam persembunyiannya. Namun hal itu tidak membuat KPK berhenti untuk terus mencari buronan tersebut.

"Nantinya KPK tentu akan menyampaikan jika memang progresnya sudah bisa diinformasikan kepada publik," ucapnya.

Seperti diketahui, polemik pencarian Harun Masiku masih terus berlanjut. Politikus PDIP itu telah buron sejak Januari 2020.

Beberapa eks penyidik KPK bahkan sempat menawarkan bantuan hingga mengaku mengetahui keberadaan Harun Masiku. Salah satunya adalah Harun Al Rasyid.

Harun Al Rasyid mengaku mengetahui keberadaan Harun Masiku. Harun yang diberi gelar 'raja OTT' itu memastikan proses pencarian Harun sudah sampai di tahap penangkapan.

"Saya itu tahu di mana Masiku berada, tinggal saya ambil ini. SK 652 ini dicabut, sore ini saya bungkus," ucap Harun kepada wartawan, Sabtu (21/5).

Eks penyidik KPK Novel Baswedan bahkan menuding KPK cemas dengan seorang aktor politik yang dianggap berperan penting dalam buronnya Harun Masiku. Dia merincikan setidaknya ada tiga masalah dalam perburuan Harun Masiku.

Novel menyebut adanya intimidasi dari pihak tertentu ketika timnya melakukan OTT anggota Wahyu Setiawan terkait suap pergantian antarwaktu (PAW). Dengan jelas Novel menuding adanya keterlibatan petinggi partai politik.

"Kasus Harun Masiku ini diduga melibatkan petinggi partai tertentu. Pencarian terhadap Harun Masiku saya yakin tidak dilakukan kecuali hanya sekadarnya saja. Apakah ada kaitannya? Hanya Firli dkk yang tahu," kata Novel.

Novel juga menyebutkan para penyidik yang terlibat dalam proses OTT tersebut akhirnya disingkirkan oleh pimpinan Firli cs. Novel menyangka pendepakan itu lantaran para penyidik tidak patuh bisa dikendalikan.

"Kedua, tim yang melakukan penangkapan tersebut dilarang untuk yang melakukan penyidikan (barangkali karena dianggap tidak bisa dikendalikan). Sekarang orang-orang tersebut telah sukses disingkirkan oleh Firli dkk," sambungnya.

Dia menuding bahwa peralihan status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) juga merupakan salah satu hal yang disengaja dilakukan. Novel menyebut para pegawai itu "diberi sanksi".(syt) 

sumber:detikcom

Lebih baru Lebih lama