Kanker Payudara Ancam Wanita Muda, Ini Tanda dan Cara Pencegahannya

Batamramah.com, Johor: Wanita hingga saat ini masih dihantui oleh kanker payudara. Penyakit ini bukan hanya bisa membuat penderitanya kehilangan organ penting yang merupakan anugerah bagi wanita, terutama para ibu, tetapi juga dapat merenggut nyawa.

Kanker payudara merupakan risiko bagi setiap wanita, baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia. Penyakit ini bisa menjadi sangat ganas dan mematikan jika tidak segera terdeteksi.

Namun, kanker payudara juga dapat diobati, bahkan dihentikan laju penyebarannya, jika pasien cepat menyadari adanya kejanggalan pada payudaranya dan segera memeriksakannya ke tenaga medis.

Dr. Aina Shafiza Binti Abdul Azis, Spesialis Bedah Payudara dan Endokrin di Rumah Sakit Spesialis KPJ Pasir Gudang, Johor, menjelaskan bahwa ada banyak tanda-tanda yang dapat diketahui oleh wanita untuk mengenali kemungkinan kanker payudara.

“Tanda yang umum dan bisa diperiksa sendiri adalah adanya ketulan (benjolan) di sekitar payudara,” ungkap dr. Shafiza.

Namun, dokter lulusan Universitas Sumatera Utara ini menegaskan bahwa tidak semua benjolan merupakan indikasi kanker payudara.

“Kalau ada ketulan, sebaiknya segera periksa ke dokter, untuk mengetahui lebih lanjut apakah itu hanya benjolan biasa atau merupakan awal dari kanker payudara,” jelasnya.

Tanda-tanda yang lebih spesifik, menurutnya, bisa terjadi pada bagian puting.

“Puting masuk ke dalam atau mengeluarkan darah adalah tanda-tanda yang sudah mendekati indikasi kanker,” paparnya.

Perubahan pada kulit payudara juga bisa menjadi pertanda.

“Jika kulit di sekitar payudara berubah menjadi bintik-bintik merah atau berwarna oranye, itu juga salah satu indikasi adanya kanker payudara,” ujarnya.

Jika mendapati tanda-tanda tersebut, dr. Shafiza menyarankan agar segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Di RS Spesialis KPJ Pasir Gudang, menurutnya, penanganan terhadap pasien yang dicurigai mengidap kanker payudara dilakukan secara intensif dan cepat, agar segera diketahui apakah pasien benar-benar menderita kanker atau tidak.

“Kita harus benar-benar pastikan dulu, apakah itu kanker atau bukan, karena ada beberapa penyakit lain yang memiliki gejala mirip dengan kanker payudara,” tuturnya.

Setidaknya ada tiga jenis pemeriksaan yang harus dijalani untuk memastikan keberadaan kanker payudara:

Pemeriksaan klinis, dilakukan dengan menggali riwayat penyakit, kondisi hormonal, dan kebiasaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada payudara kiri dan kanan, ketiak, serta leher.

Pemeriksaan radiologi, digunakan untuk mengetahui tingkat risiko kanker yang dihadapi pasien.

Pemeriksaan patologi, yaitu pemeriksaan sampel jaringan dari tubuh untuk memastikan apakah pasien benar-benar mengidap kanker dan menentukan stadium penyakitnya.

Dr. Shafiza menjelaskan bahwa saat ini kanker payudara terbagi ke dalam beberapa jenis, yang berkaitan dengan cara penanganan dan perawatannya.

“Kalau dulu kita hanya mengenal istilah kanker payudara saja, itu karena keterbatasan peralatan medis. Sekarang, dengan teknologi yang lebih canggih, kita bisa mengidentifikasi jenis kanker payudara secara spesifik. Di KPJ Pasir Gudang, kami sudah menerapkan sistem detail untuk mengetahui jenis kanker ini,” paparnya.

Ia juga menyampaikan bahwa tidak semua kasus kanker payudara harus melalui tindakan pengangkatan atau pemotongan.

“Kalau diketahui sejak dini, kemungkinan besar tidak perlu dilakukan pengangkatan. Tapi kalau sudah terlambat, bisa saja sampai ke tahap itu,” katanya.

Saat ini, kanker payudara juga mulai menyerang wanita muda.

“Dulu penyakit ini lazim terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun. Sekarang, wanita di bawah 40 tahun pun sudah banyak yang mengidap kanker payudara. Bahkan, saya pernah menangani pasien yang baru berusia 22 tahun,” ungkapnya.

Dr. Shafiza mengimbau agar kaum wanita lebih waspada dan teliti terhadap kondisi tubuhnya. Mengetahui tanda-tanda secara dini sangat membantu dalam proses penanganan dan menyelamatkan nyawa.

“Jangan takut untuk berkonsultasi ke dokter. Kalau terlambat, dampaknya akan jauh lebih berbahaya,” tutup dr. Shafiza, sambil mengajak wanita untuk menjalani pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menjauhi rokok serta alkohol.

Lebih baru Lebih lama