Tingkatkan Responsivitas, Imigrasi Batam Kembangkan Konsep KIEF dan Layanan Reach Out


Batamramah.com, Batam – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam resmi meluncurkan program inovatif IMMICARE (Immigration Care), sebuah layanan jemput bola yang dirancang khusus untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) di kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama tiga mitra strategis: Panbil Industrial Estate, Batamindo Investment Cakrawala, dan KEK Nongsa.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Kepulauan Riau, Ujo Sujoto, menegaskan bahwa program ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan responsivitas pelayanan izin tinggal melalui pendekatan langsung (reach out) kepada pelaku usaha dan investor.

Bukan Sekadar Pencitraan: Komitmen Pelayanan Berkelanjutan Ujo Sujoto menekankan pentingnya tindak lanjut yang nyata dan berkelanjutan, bukan sekadar seremonial.

“Kerja sama ini tidak boleh berhenti pada seremonial semata. Jangan hanya jadi pencitraan. Saya tidak mau kegiatan ini hanya viral sesaat, tapi tidak berdampak. Saya akan pantau langsung implementasi PKS ini,” tegas Ujo,Senin (06/10/2025).

Ia juga memperkenalkan fondasi komunikasi dua arah baru yang diusung pihaknya, yakni konsep KIEF (Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Partisipasi). Konsep ini menjamin ketersediaan saluran informasi yang terbuka, mulai dari media sosial, website, hingga chat pengaduan WhatsApp.

Menurut Ujo, pengawasan keimigrasian harus berjalan beriringan dengan kenyamanan berinvestasi.

“Kami tidak ingin main tangkap-gerebek seperti di film-film. Tahapan seperti SP1 dan SP2 harus dihargai. Penegakan hukum harus sejalan dengan kenyamanan berinvestasi,” ujarnya, menekankan pendekatan preventif yang bijak, bukan represif.

IMMICARE: Model Pelayanan Humanis dan Terukur

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Hajar Aswad, berharap program IMMICARE ini dapat diperluas secara nasional sebagai model layanan modern.

“Ini bukan hanya pelayanan, tapi juga pengawasan yang terintegrasi. Kami fasilitasi tempat, jaringan, dan sistemnya, tinggal bagaimana kawasan industri memanfaatkannya dengan optimal,” jelas Hajar.

Hajar menambahkan, pendekatan jemput bola ini tidak hanya memudahkan perusahaan dalam pengurusan izin tinggal, tetapi juga memperkuat kontrol dan kepastian hukum bagi pekerja asing.

“Kami tidak ingin ada lagi stigma pengawasan yang menyeramkan. Dengan kolaborasi ini, pengawasan menjadi lebih humanis dan terukur,” tutupnya.

Lebih baru Lebih lama