Batamramah.com, BATAM - Meninggal dunianya pelajar kelas 10 SMAN 1 Batam, Faza Rifqi Al Fahri saat mengikuti kegiatan Pramuka mendapatkan perhatian serius dari Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto.
"Kami mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggal dunianya ananda Faza Rifqi Al Fahri. Dan pihak keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan," tegasnya.
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan ini pun meminta pihak sekolah untuk bisa memperhatikan denga benar anak didiknya yang masuk dalam kategori kurang sehat dalam pelaksanaan kegiatan.
Meski yang bersangkutan mengatakan sanggup dan siap ikut kegiatan, seharusnya pihak sekolah (dalam hal ini Guru,red) bisa mengambil tindakan awal dan tegas. Sehingga tidak sampai jatuh korban.
"Awasi betul anak didik kita. Jangan sampai mereka memaksakan diri. Karena dampaknya sangat berbahaya," tegasnya.
Pria yang akrab disapa Cak Nur ini pun, meminta kepada pihak SMAN 1 Batam untuk melakukan evaluasi akan kegiatan Pramuka yang sudah dilakukan. Apakah kegiatan tersebut masuk dalam ketegori memberatkan pelajar atau tidak.
"Seharusnya diukur dan dinilai diawal. Kalau dianggap sangat memberatkan, kurangi sub-sub program kegiatannya. Jangan sampai jatuh korban nantinya," tegasnya
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pasca-mengikuti kegiatan pramuka yang dilaksanakan di sekolah, pelajar kelas 10 SMAN 1 Batam Faza Rifqi Al Fahri meninggal dunia pada Sabtu (26/8/2023).
Faza sempat dilarikan ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, namun tidak terselamatkan, hingga akhirnya meninggal dunia.
Kepala Sekolah SMAN 1 Batam Bakthiar mengatakan, pagi hari Faza tidak mengalami kejanggalan apa-apa. Pada sekitar pukul 10.00 WIB, ia sempat mengantar adik sepupunya ke sekolah. Dari keterangan keluarga, Faza juga tak memiliki riwayat sakit.
“Tiba-tiba ketika sampai di sekolah ia merasa pusing. Kita juga meminta siswa yang tidak enak badan untuk tidak mengikuti pramuka pelantikan calon penegak kelas 10 ini, dan Faza saat itu memilih beristirahat di sekolah, ” ujarnya, Minggu (27/8).
Dikatakan Bahtiar, saat itu sekolah juga sempat menghubungi keluarga untuk menjemput Faza ke sekolah, namun ia menolak pulang ke rumah dengan alasan ini sekolah offline pertamanya.
Namun ketika sore hari Faza kembali merasakan mual dan sempat mengalami muntah-muntah. Ia pun segera dilarikan ke RSBP sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit.
“Kami mendapat kabar meninggalnya anak kita sekitar pukul 21.40 WIB,” ungkap Bahtiar.