Pulau Galang kembali menjadi sorotan. Kali ini, pemerintah merencanakan menjadikannya pusat pengobatan bagi korban perang Gaza. Langkah ini mengundang dukungan penuh dari Komisi I DPRD Kota Batam, yang melihatnya sebagai momentum penting untuk menegaskan komitmen Indonesia dalam misi kemanusiaan dunia.
Mengulang Sejarah Heroik Pulau Galang
Anwar Anas, Sekretaris Komisi I DPRD Kota Batam, mengingatkan bahwa Pulau Galang bukan sekadar pulau biasa. Pulau ini pernah tercatat dalam sejarah sebagai tempat pengungsian warga Vietnam di masa lalu.
“Pulau Galang punya sejarah panjang sebagai lokasi kemanusiaan. Kini, Galang kembali berpotensi menjadi simbol solidaritas Indonesia bagi dunia,” ujar Anwar, Jumat (8/8/2025).
Bagi Anwar, rencana ini bukan hanya soal lokasi. Lebih dari itu, ini adalah pesan moral bahwa Indonesia siap berdiri di garis terdepan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan.
Pesan Moral dan Tanggung Jawab Global
Menurut Anwar, langkah ini membutuhkan persiapan matang. Fasilitas medis dan logistik harus siap agar para korban mendapat perawatan yang layak, aman, dan penuh kepedulian. Ia menegaskan bahwa misi kemanusiaan ini adalah tanggung jawab global yang harus dijalankan dengan kesungguhan.
Batam di Panggung Dunia
Tak hanya untuk Gaza, rencana ini juga menjadi peluang emas bagi Batam untuk menunjukkan peran strategisnya. Selama ini, Batam dikenal sebagai pusat industri dan perdagangan. Namun, kini kota ini bisa menjadi bukti nyata bahwa kemajuan ekonomi dapat berjalan seiring dengan nilai kemanusiaan.
“Di sini kita tidak hanya bicara industri dan perdagangan, tapi juga kemanusiaan dan persaudaraan lintas bangsa,” tegas Anwar.
Solidaritas yang Menggerakkan
Dukungan DPRD dan Pemerintah Kota Batam menandai langkah awal yang penting. Pulau Galang bukan hanya akan menjadi pusat pengobatan, tetapi juga simbol harapan baru bagi para korban perang Gaza. Sebuah pesan dari Indonesia untuk dunia: bahwa kemanusiaan melampaui batas negara dan perbedaan.(lin)
