Museum Batam Gandeng Antropolog Singapura Dokumentasikan Koleksi Bersejarah

 


BATAMCLICK.COM: Museum Batam Raja Ali Haji menghadirkan antropolog asal Singapura, Dr. Vivienne Wee, untuk mendokumentasikan deskripsi koleksi bersejarah milik museum. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, dimulai Selasa (12/8/2015) di Batam.

Dr. Vivienne merupakan antropolog, peneliti, sekaligus Direktur Manajer Ethnographica Limited, perusahaan konsultan sosial dan budaya berbasis di Singapura. Ia juga dikenal sebagai penulis buku dan jurnal dengan fokus kajian tentang Orang Laut dan etnik Melayu di Riau, Singapura, dan Malaysia.

Dalam kegiatan ini, Dr. Vivienne menjelaskan sejumlah koleksi, di antaranya Erhu, Yoyo, Ketapel/Lastik, dan Telepon Kaleng. Menurutnya, keberadaan Erhu di Museum Batam menjadi bukti adanya migrasi masyarakat Tiongkok ke Nusantara melalui Laut Tiongkok Selatan.

Untuk Yoyo, ia memaparkan sejarah permainan ini yang berkembang di berbagai negara, termasuk Inggris, Skotlandia, Prancis, India, Korea, dan Jepang. Sementara Ketapel/Lastik dijelaskan sebagai senjata sederhana yang dapat mematikan bagi burung, hewan kecil, maupun manusia. Adapun Telepon Kaleng merupakan alat komunikasi akustik jarak dekat yang konsepnya telah diuji Robert Hooke pada 1667, sebelum Alexander Graham Bell menemukan telepon elektromagnetik pada 1876.

Selain Dr. Vivienne, hadir pula praktisi budaya Melayu asal Kepulauan Riau, Muhammad Zen, yang membahas pakaian adat pengantin laki-laki dan perempuan khas Melayu. Seluruh proses pendokumentasian ini direkam oleh agensi kreatif Kuma, yang didirikan Thatit Dhewangga pada 2023.

Pada hari pertama, sebanyak enam materi dari dua narasumber berhasil direkam. Museum Batam menargetkan 16 koleksi lainnya akan dibahas bersama para ahli di bidangnya hingga tiga hari mendatang.(nata)

Lebih baru Lebih lama