Melesat! Pertumbuhan Qris di Kepri Tembus 181,93 Persen



Transformasi digital di Kepulauan Riau semakin nyata. Penggunaan QRIS di Kepri mencatat lonjakan signifikan sepanjang tahun 2025, menjadi bukti bahwa masyarakat dan pelaku usaha kian adaptif terhadap sistem pembayaran digital.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri melaporkan, hingga September 2025, volume transaksi QRIS telah mencapai 64,94 juta transaksi, dengan nilai fantastis Rp7,71 triliun. Angka itu melambung 181,93 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Digitalisasi Dorong Ekonomi Daerah

Kepala Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto, menyebutkan pertumbuhan ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital.

“Digitalisasi, termasuk penggunaan QRIS, menjadi penggerak penting dalam mempercepat perputaran roda ekonomi, baik di level lokal, nasional, maupun global,” ujarnya di Batam, Jumat (7/11).

Sebagai perbandingan, total nilai transaksi QRIS di Kepri pada 2024 hanya mencapai Rp5,03 triliun. Kini, dalam sembilan bulan pertama 2025 saja, nilainya sudah melampaui Rp7,71 triliun — dan masih berpotensi meningkat hingga akhir tahun.

“Di bulan September saja sudah menembus Rp7,7 triliun. Kami memperkirakan angka itu bisa bertambah lagi hingga Desember,” jelas Rony optimistis.

Transaksi QRIS Lintas Negara Melesat

Menariknya, pertumbuhan QRIS tak hanya terjadi di dalam negeri. Transaksi lintas negara atau QRIS Cross Border juga menunjukkan perkembangan luar biasa, terutama dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Hingga September 2025, tercatat:

  • 728 transaksi senilai Rp188,7 juta dilakukan oleh warga Thailand,

  • 97.780 transaksi senilai Rp28,79 miliar oleh warga Malaysia, dan

  • 17.630 transaksi dengan nilai Rp6,02 miliar oleh warga Singapura.

Rony menilai, perkembangan ini menegaskan posisi strategis Kepri sebagai wilayah perbatasan yang punya potensi besar memperluas penggunaan QRIS antarnegara.

“Kita melihat transaksi QRIS dari Singapura dan Malaysia tumbuh sekitar 400 persen secara tahunan. Ini potensi luar biasa, terutama untuk sektor pariwisata dan UMKM, karena wisatawan bisa langsung bertransaksi tanpa repot menukar mata uang,” terangnya.

QRIS Dukung UMKM dan Sektor Perbankan

Rony menambahkan, digitalisasi sistem pembayaran bukan hanya mempermudah transaksi masyarakat, tetapi juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha kecil.

“QRIS bukan hanya memudahkan pembayaran, tapi juga memperkuat pencatatan transaksi dan devisa negara. Untuk UMKM, ini kesempatan agar mereka bisa bersaing dan bertransaksi di pasar nasional bahkan global,” ujarnya.

Selain itu, digitalisasi juga mendorong efisiensi di sektor perbankan sekaligus memperluas inklusi keuangan di Kepri. Dengan sistem pembayaran berbasis QR, pelaku usaha di wilayah terpencil pun bisa terhubung langsung dengan ekosistem keuangan nasional.

Edukasi dan Kolaborasi Jadi Kunci

Agar manfaat digitalisasi ini bisa dirasakan lebih merata, BI Kepri terus melakukan edukasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, perbankan, dan pelaku usaha. Langkah ini diharapkan mampu memperluas jangkauan ekosistem QRIS hingga ke seluruh lapisan masyarakat.

“Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak agar masyarakat Kepri semakin siap menghadapi era ekonomi digital,” tutup Rony.

Lebih baru Lebih lama