Sama-sama Berangkat dari Keluarga Tak Mampu, Marlin & Andy F Noya langsung Klop


KLOP: Wagub Marlin saat bersama Andy F Noya, saat bertemu di BI Provinsi Kepri, Batamcenter, Kota Batam, Kamis (8/6/2023).


Batamramah.com, Batamcenter -  Siapa yang tak kenal Andy Flores Noya? Acara talkshow-nya “Kick Andy” merupakan salah satu program siaran televisi terpopuler. 


Demikian juga di Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam, siapa yang tak kenal Hj Marlin Agustina, tokoh perempuan pertama yang menjabat Wakil Gubernur Kepri?


Kamis (8/6/2023), kedua sosok inspiratif ini bertemu dalam sebuah acara talk show bertema UMKM Go Export yang dipandu Andy, tepatnya di Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Batamcenter, Kota Batam.


Acara yang digelar pukul 13.00 tersebut, diselenggarakan seiring pengukuhan Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri.


Sebelum podcast berlangsung, Marlin dan Andy terlibat berbincang seru. Keduanya pun langsung akrab. Cepat sekali chemistry terbangun. 


Berdasar data yang kami himpun, sebelum setenar sekarang, kedua tokoh ini merintis hidup benar-benar dari dasar.



Andy F Noya lahir di tengah berbagai kekurangan dan pernah hidup di jalanan. Lelaki berdarah Ambon kelahiran Surabaya ini menghabiskan masa remaja di Jayapura bersama  ayahnya yang bekerja sebagai tukang reparasi mesin ketik.


Andy F. Noya yang masih belia diperhadapkan pada kehidupan yang sangat keras di Kota Jayapura. 


Namun semua tidak membuatnya patah semangat. Cita-citanya sebagai wartawan memompa semangatnya untuk terus berjuang agar keluar dari kehidupannya yang berat. 


Demikian juga Marlin yang tak lain istri Wali Kota Batam/Kepala Badan Pengusahaan Batam H Muhammad Rudi (HMR) ini.


Sejak kecil hingga SMA, Marlin lalui di Pulau Karimun Besar, Kabupaten Karimun, dengan hidup seadanya. 


Tiap pagi ia ikut ibundanya menyadap karet, bahkan pulang sekolah ia terbiasa berjalan kaki, hngga saat sekolah di SMA Negeri 1 Karimun. Karena jauh, maka perlu waktu 3 jam untuk sampai ke rumahnya di Baran, tepatnya di belakang Jokotole.  


Hingga saat awal-awal menikah dengan Muhammad Rudi pun, Marlin masih hidup prihatin. Suaminya saat itu adalah seorang polisi di Karimun dengan pangkat brigadir. 


Hingga akhirnya di tahun 1990-an mereka pindah ke Kota Batam. Saat itu Rudi belum punya apa-apa. Di Batam mereka ngontrak kamar ukuran kecil di Kampung Bawean, Seipanas. Namun berkat kegigihan, dan semangat kuat, perlahan mereka bangkit.


Dari kisah ini, baik Andy dan Marlin sama-sama tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan populer seperti saat ini dan hidupnya menjadi jembatan menyalurkan manfaat bagi banyak orang yang mengalami berbagai kesulitan. 


Benar kata pepatah China, "Sebuah permata tidak akan dapat dipoles tanpa gesekan. Demikian juga seseorang tidak akan menjadi sukses tanpa tantangan."

Lebih baru Lebih lama