Tolak Aturan Baru, Pengguna Smoot Batam Kumpulkan Petisi Agar Swap Station Tetap Beroperasi


Batamramah.com, Batam – Keputusan PT Swap Energi Indonesia (Manajemen Smoot) untuk menghapus permanen belasan mesin penukaran baterai (Swap Station) di cabang Alfamart per akhir September 2025 menuai penolakan keras dari sejumlah konsumen motor listrik Smoot Zuzu dan Tempur di Batam. Konsumen merasa dirugikan karena janji utama produk, yaitu fitur tukar baterai tanpa perlu ngecas, telah ditarik secara sepihak.

Kekecewaan ini disampaikan oleh perwakilan konsumen saat menggelar pertemuan dengan wartawan di Morning Bakery, Kawasan Kepri Mall, Minggu (28/9).

Lex (30), salah satu pengguna Smoot Tempur, menjelaskan bahwa fitur Swap Station adalah daya tarik utama saat mereka memutuskan membeli motor tersebut.

“Saat pembelian, kami diunggulkan dengan promosi Motor Listrik Pintar Tanpa Cas. Konsumen hanya perlu menukar baterai di mesin Swap Station dengan membayar top-up saldo, tanpa perlu membayar listrik rumah. Kami rugi kalau sekarang terkena dua kali biaya: bayar listrik dan isi top-up saldo,” ucap Lex.

Ironisnya, penonaktifan Swap Station ini dilaporkan hanya terjadi di Batam. Lex, yang juga Perwakilan Komunitas Smooth Owner Batam (SOBAT) beranggotakan sekitar 70 orang, menyayangkan kebijakan diskriminatif ini.

Kompensasi Home Charger Dinilai Memberatkan

Kekecewaan konsumen semakin memuncak dengan kebijakan kompensasi yang ditawarkan oleh Manajemen Smoot. Pihak manajemen menjanjikan home charger gratis yang akan dikirim dari Jakarta. Namun, konsumen diwajibkan:

Menandatangani surat pernyataan bermaterai yang menyatakan penerimaan home charger gratis dan tidak akan menuntut pihak Smoot.

Mencetak, memindai (scan), dan mengirimkan kembali surat tersebut via pos ke manajemen pusat.

Lex menyebut, setelah surat dikirim, home charger baru akan dikirim dengan masa tunggu 1 sampai 2 bulan lamanya. Selama masa tunggu tersebut, konsumen terpaksa tetap harus mengisi top-up saldo dan menggunakan listrik rumah sendiri.

"Kami merasa keberatan karena home charger dinilai tidak efektif dibawa saat bepergian, dan masa tunggunya sangat lama," kata Lex.

Muhammad Tahmid (57), pengguna Smoot lainnya, mengaku harus menunggu (indent) hingga lima bulan setelah membeli motor tersebut dengan harga yang tidak murah. "Padahal kami di awal dijanjikan tidak perlu ngecas. Sekarang kami jadi takut bawa motor jauh-jauh, mau ngecas di mana?" keluhnya.

Tahmid juga menyoroti kondisi dealer Smoot di Batam yang saat ini terlihat sepi. "Saya pernah ke sana, dealernya juga sudah mulai kosong. Sepertinya calon-calon akan tutup juga," imbuhnya, menambahkan kekhawatiran para konsumen.

Baik Lex maupun Tahmid berharap pihak Smoot tidak menonaktifkan Swap Station agar pengguna tetap dapat menukar baterai sesuai janji awal. Penolakan konsumen ini ditandai dengan penandatanganan surat petisi yang berisi ketidaksetujuan penarikan Swap Station, yang kini telah dikirimkan ke Jakarta.

Lebih baru Lebih lama