![]() |
| Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Rony Widijarto |
BATAMRAMAH.COM: Sektor Tambang Pengaruhi Perekonomian Kepri dan menjadi salah satu penentu lonjakan ekonomi dalam dua triwulan terakhir 2025. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Rony Widijarto, menegaskan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi Kepri yang menembus angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir patut disyukuri, namun tetap perlu dicermati secara mendalam.
Pertumbuhan Tinggi, tetapi Perlu Konsistensi
Rony menjelaskan bahwa ekonomi Kepri tumbuh 7,14 persen pada triwulan II dan meningkat menjadi 7,48 persen pada triwulan III 2025. Secara kumulatif sejak triwulan I hingga III, ekonomi Kepri mencatat pertumbuhan 6,6 persen, sekaligus menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir. Meski demikian, ia menekankan bahwa pertumbuhan tinggi harus berlangsung secara konsisten dan berkelanjutan agar dampaknya optimal.
Menurutnya, pertumbuhan yang melonjak lalu kembali turun justru berpotensi menimbulkan ketidakstabilan. Oleh karena itu, Bank Indonesia terus mencermati arah ekonomi Kepri ke depan, terutama di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian pasca pandemi COVID-19.
Tambang Jadi Pembeda di 2025
Rony menyoroti perubahan signifikan pada sektor tambang. Selama ini, sektor industri pengolahan tetap menjadi penopang utama ekonomi Kepri dengan kontribusi lebih dari 40 persen. Namun, pada triwulan II dan III 2025, sektor tambang justru tampil sebagai pembeda utama.
Ia menjelaskan bahwa sektor tambang memiliki karakter alami berupa natural declining, karena cadangan akan berkurang seiring eksploitasi. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini bahkan kerap menyumbang kontraksi. Namun, beroperasinya tambang migas Corall di Natuna mengubah peta tersebut.
Data BPS menunjukkan kontribusi sektor tambang melonjak dari minus 0,88 persen menjadi positif 2,13 persen. Lonjakan ini secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri pada dua triwulan terakhir.
Tantangan Menuju 2026
Meski demikian, Rony mengingatkan bahwa mempertahankan kontribusi positif sektor tambang pada 2026 membutuhkan upaya luar biasa. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya memperkuat struktur ekonomi agar tidak bertumpu pada satu sektor saja.
Dalam konteks ini, konsumsi rumah tangga menjadi pilar penting. Rony menyebut konsumsi rumah tangga sebagai motor utama ekonomi, baik di Kepri maupun secara nasional, karena menjadi penggerak permintaan atas barang dan jasa.
Ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ideal harus tinggi, berkelanjutan, dan inklusif, serta tersebar merata di berbagai sektor agar struktur ekonomi Kepri semakin kokoh.(bos)
